Langsung ke konten utama

Sang Penanti

Tentang penati yang dijanjikan nanti
Beruntungnya kamu membuka blog ini dan kau baca sesuai apa yang kau lihat, sesuai apa yang kau rasa, jangan lupa ditempat kedap suara agar lebih terasa
Aku mempersembahkan untukmu penanti.

Siapkan Nurani :


Air lintas panjang mengupas batu, menjaga hari melewati waktu, ditempat serupa ada aku, yang sedang merindu di relung hati kelabu.

Maka izinkan hati merawat harap,  menagkap kondisi untuk didekap, sembari menuggu untuk bercakap.

Patah dibalut dengan cerita, lumpuh di papah dengan jumpa, maka untuk itu alasanku setia, walau kondisi sudah menua.

Teruntuk paras didalam kepala, entah sampai kapan bertatap mata, aku tidak takut seberapa lama hingga kondisi berubah manula.

Lingkaran angka tidak sejahat yang kukira, memberi harap yang telah sirna, tatkala aku telah berjumpa dengan dia disambut tawa manis dari keluarga disusul buah hati tercinta, sibodoh kalah tutup cerita, tanpa mendapat apa-apa melainkan buah tangan berisi duka.

Aku tertawa, sekeras otak kuat mencerna, sehalus luka datang mendera.
Aku pamit, gugur dalam cerita, kalah dalam drama

Disini aku lelaki legam, Dibunuh kejam, melupakan angan-angan hanya untuk orang tersayang sembari mati siap berkumandang.

The End.

Untuk penati.

Komentar

Designed by Open Themes & Nahuatl.mx.